Yogyakarta, Bogowonto News – Musisi gaek asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nugi Basuki merilis single perdananya berjudul “Terpenjara Cinta”.
Musisi kelahiran tahun 1969 ini, memang sudah tidak muda lagi. Namun justru memasuki usianya yang ke-54 tahun hidayah musikalnya turun.
Hingga terlecut untuk merilis karya-karyanya, dibawah payung Berkah Nusantara Records.
“Alhamdulillah, masih diberi limpahan energie, sehingga diusia yang tidak muda lagi masih bisa bermusik. Tanggal 29 Januari 2024, kita lounching single Terpenjara Cinta,” kata Nugi Basuki, Rabu (31/1/2024).
Terpenjara Cinta berkisah tentang kegalauan, lelaki hidup sendiri tanpa kekasih. Ditinggal pergi orang yang dicintai, karena ulah nakalnya. Penyesalan yang teramat dalam tak lagi bermakna apa-apa.
“Itu kisah Terpenjara Cinta, menyesal dikemudian hari. Sesal tak berujung,” ujarnya sembari melantunkan beberapa bait lagu.
Nugi Basuki sadar betul, bersaing dengan ribuan musisi muda di Tanah Air bukanlah hal yang gampang. Tetapi ia meyakini, kehadirannya melalui single Terpenjara Cinta lebih pada memenuhi hidayah musikalnya.
“Semata meramaikan blantika musik di Tanah Air,” katanya merendah,
Ia memang besar dan lahir di Yogyakarta. Tetapi selama ini lebih banyak mengais rezeki di Tangerang, Jakarta dan Bandung.
Dalam Terpenjara Cinta, Nugi Basuki yang pernah mengenyam pendidikan seni musik di UNY Yogyakarta itu, menjadi song writer, keybodis, sekaligus vokalis.
Meski usianya tidak lagi muda, namun warna vokal Nugi Basuki masih cukup bening juga. Ia berharap kehadirannya bisa dierima pencinta musik Tanah Air.
“Mohon dianya, kita bisa terus berkarya, dengan meluncurkan single-single lain yang telah disiapkan, untuk mengisi tahun 2024 ini,” pintanya.
Terpenjara Cinta bisa dinikmati memalui beberapa situs, seperti portal musik online spotify, you tube dan yang lain.
Dalam singgle pertamanya ini Nugi Basuki bekerja sama dengan Jkt One Band Tangerang
Nugi Basuki mengaku mendapatkan hidayah musikal, hingga melounching single setelah pulang kampung. Di Yogyakarta. Pengembaraannya puluhan tahun di sejumlah kota, ternyata tidak mampu melahirkan hasrat musikalnya.
“Puluhan tahun di berbagai kota ya mengejar sesuap nasi saja, energie sejati musikalnya justru mengalir setelah kembali ke rumah, pulang kampung, dan melahirkan sejumlah karya. Untuk pertama Terpenjara Cinta dulu kita lounching,” katanya.
Tidak ada kata terlambat untuk bermusik. Seperti juga story lirik lagu Terpenjara Cinta, penyesalan teramat dalam karena membiarkan kekasih yang dicintainya pergi.
“Maka sekuat tenaga kita kejar, sebab kekasihku pergi karena ulah nakalku. Sebelum menjadi penyelasan teramat dalam. Sama dengan dinamika musikalku, sebelum ajal menjemputku ingin aku lantunkan laguku untuk Indonesia,” ungkapnya.