Kulon Progo, Bogowonto News – Para Calon Legislatif (Caleg) di tingkatan apapun, baik Caleg DPRD, DPRD Provinsi, atau DPR RI, ternyata Anda bisa tahu lebih dini, bakal lolos atau tidak sebelum tanggal 14 Februari 2024.
Bagaimana caranya ? Ini rangkuman beberapa pendapat sejumlah orang yang pernah menjadi Tim Sukses (Timses) Caleg DPRD, DPRD Provinbsi dan DPR RI.
Pertama, apakah Anda punya duit banyak yang bisa digunakan untuk menembak calon pemilih dengan tepat dan rapih ?
Jika tidak maka, pastikan anda tidak bakal lolos menjadi anggota legislatif di tingkat manapun. Karena idiologi masyarakat kita, sekarang ini mayoritas duit.
“Tetapi tetap dengan syarat, timnya bagus, cara membaginya rapih, tepat sasaran dan memiliki managemen kampanye yang baik,” ujar Heriyanto, mantan Timses Caleg DPR RI lima tahun lalu.
Kedua, apakah Anda orang yang sangat dikenal baik oleh masyarakat ?
Dikenal baik itu artinya apakah dikenal dekat dengan masyarakat, memiliki kontribusi yang jelas untuk kesejahteraan masyarakat, atau tokoh yang digandrungi masyarakat seperti artis, misalnya.
Jika tidak maka tipis kemungkinan bisa lolos menjadi anggota legislatif. Kecuali memiliki banyak duit dan memiliki managemen kampanye yang baik dan Timses yang hebat.
Jika dua-duanya punya, maka dipastikan akan lolos dan meraup suara sangat banyak.
“Sudah dikenal masyarakat, dikenal dermawan, dikenal baik, selama ini punya andil dalam mengatasi berbagai persoalan masyarakat, ditambah punya duit banyak, nah itu suara bisa melimpah,” kata Supangat mantan Timses Caleg DPRD Provinsi, lima tahun lalu.
Kalau pun duit tidak banyak tetapi dikenal baik dalam masyarakat dan banyak orang pernah berhutang budi padanya, maka potensi lolos sebagai anggota legislatif cukup besar.
Yang model ini ada juga. Bukan hanya ada, tetapi cukup banyak. Terutama untuk Caleg DPRD / DPRD Provinsi, standar ini masih berlaku.
“Kalau Caleg DPR RI, ya harus banyak duit, dan punya managemen dan Timses yang kuat,” tambahnya.
Berikutnya, ada beberapa kasus seorang caleg lolos menjadi anggota legislatif karena faktor keberuntungan. Seperti, terjadi tragedi kemanusiann yang luar biasa bagi sang caleg sehingga mengundang simpati masyarakat dan akhirnya lolos.
“Seperti rekan sejawatnya dalam satu dapil meninggal, sebelum dilantik, suara terbanyak kedua akhirnya lolos jadi anggota legislatif, atau ada cerita tragis lain, ada kan? “ ujarnya.
Atau karena tabiatnya yang bagus, hubungan masyarakat yang bagus, ditambah kondisinya yang membuat hati masyarakat luluh lantak, trenyuh, jadilkah simpati dan lolos jadi lelgislatif.
“Maka ada cerita, seorang yang hidup miskin tetapi banyak mengabdi pada masyarakat, nyaleg modal doa, tetapi kemudian diekspos oleh media secara besar-besaran, jadilah. Lolos ke gedung dewan. Ada kan? “ ujarnya menambahkan.
Tetapi sekarang ini, faktor duit bagi-bagi duit tembakan, jor-joran tetap tidak bisa dihindari. Karena para caleg kebanyakan tidak mau ribet mengabdi sebelumjadi, tetapi nikmati saja hasil tembakan.
“Beres ! Soal apa manfaatnya bagi masyarakat, nggak usah pusing. Kan suara mereka sudah dibeli seratus ribu per kepala, selesai lah,” ujar Muhajirin, mantan Timses DPRD Kabupaten, lima tahun lalu.
