Hai Para Caleg, Begini Cara Membagi Duit Tembakan Paling Aman dan Tidak Beresiko Bocor di Tengah Jalan

Pastikan Anda punya tim yang terpercaya dan jujur, sehingga bisa membagi membagi uang (money politic/jual beli suara) tepat sasaran dan amanah.(ft/antara)

Kulon Progo, Bogowonto News – Bagi para Calon Legislatif (Caleg) baik DPR RI maupun DPRD, baik itu pemain lama apalagi pendatang baru, dari partai apapun, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan “menembak” calon pemilih.

Ini pendapat beberapa orang yang pernah menjadi petugas atau tim sukses urusan membagi duit tembakan untuk calon pemilih.

Jika Anda ingin dana yang ada siapkan tepat sasaran dan cocok jumlah duit dengan jumlah suara yang masuk kota suara, berikut beberapa catatan penting yang perlu anda pikirkan.

Pastikan Anda punya tim yang terpercaya dan jujur, sehingga bisa membagi membagi uang (money politic/jual beli suara) tepat sasaran dan amanah.

Karena banyak kasus, duit besar yang Anda siapkan untuk nembak pemilih alias beli suara, justru bocor besar di jalan oleh tim Anda sendiri yang tidak amanah.

Catatan, biasanya Caleg DPR RI persiapan dananya sampai hitungan miliar, antara Rp. 6 miliar sampai Rp.10 miliar. Sedang Caleg DPRD Propinsi persiapan dana untuk nembak biasanya hanya Rp 1,5 miliar sampai Rp 3miliar.

Sedang Caleg DPRD Kabupaten / Kota, biasanya hanya antara Rp 400 juta sampai Rp 600 juta.

Siapapun Anda, caleg partai apapun, pastikan Anda memiliki daftar calon pemilih yang akurat, bisa per sepuluh orang atau per 20 orang untuk setiap lembarnya.

Sehingga pada saat akan dilakukan eksekusi, setiap pembagi duit tembakan hanya akan membawa antara Rp 1.000.00 hingga Rp.2.000.000, saja.

Karena biasanya, jika setiap petugas Anda bekali uang tembak terlalu banyak atau lebih dari Rp.2.000.000 potensi kebocorannya besar, apalagi jika daftar calon pemilih yang dipegangnya bukan warga dimana ia tinggal.

“Bocor, itu karena kita bisa mencatut, kalau yang kita bawa banyak peluang mencatut makin besar, apaladi daftar calon pemilih yang harus ditembak bukan warga diseputar tinggalnya petugas tersebut. Ini rawan bocor, karena bisa dimanipulasi,” ujar Jumianto, seorang mantan tim sukses caleg DPR RI, partai baru.

Maka jangan heran jika, duit Rp 6 miliar, yang Anda siapkan untuk menembak 60.000 calon pemilih ludes, tetapi perolehan suara hanya 40.000 orang, ini jika setiap calon pemilih ditembak Rp. 100.000.

“Ya akhirnya caleg itu nggak lolos, karena duit tembakan bocor besar. Kebocoran kebetulan, dibobol oleh mayoritas petugas dalam tim suksesnya sendiri, ya mau gemana lagi, nggak janjian tapi kelakuan tim kok bisa kompak begitu,” ujarnya.

Berikutnya, jangan membagi duit tembakan di rumah Anda, atau rumah keluarga Anda, atau di warung atau tempat umum yang biasa dikunjungi banyak orang dan tidak saling kenal.

Siapa tahu ada aparat dari Bawaslu yang mengintai, nanti akan menjadi temuan dan bikin repot. Bisa-bisa Anda terjerat kasus money politic, bahaya kan ?

Ada cara membagi duit tembakan calon pemilih yang jitu, yakni di tengah pasar, atau pantai, atau di masjid. Cara membagi uang tembakan di masjid jauh lebih aman, seperti menggelar pengajian, atau sholat jamaah, atau sembari tahlilan.

“Saya pernah membagi di masjid, semua yang datang seperti mau sholat jamaah, 50 orang dalam tempo 10 menit beres, sayangnya mereka ambiluang terus kabur, bukan sholat berjamaah, hehe,” ujar Supriyadi, mantan petugas pembagi uang tembak untuk caleg DPRD Propinsi.

Memang yang paling elegan, cara membagi duit tembakan diantar ke alamat rumah masing-masing calon pemilih, sesuai dengan daftar yang disiapkan oleh Timses Bagian Pendataan Calon Pemilih dan Logistik.

Yang terakhir, pastikan data calon pemilih Anda benar-benar orang yang konsekuen, artinya benar-benar bisa dipercaya. Setelah menerima duit ya nyoblos.

Karena banyak kasus, meski sudah menerima duit tembakan, mereka milihnya beda. Karena berbagai faktor. Pertama, faktor sengaja ngerjain Anda, kedua mereka menerima uang tembakan dari banyak caleg, sehingga saat coblosan mereka lebih memilih yang uang tembakannya lebih besar.

“Atau satu rumah dibagi dua, atau dibagi tiga. Kalau ada tiga caleg menembak satu keluarga berisi tiga orang, masinbg-masing caleg Rp.100.000, maka keluarga ini menerima uang Rp.900.000,. Lalu agar kelihatan luwes, isitrinya suruh nyoblos caleg satu, suaminya nyoblos caleg dua, dan anaknya suruh nyoblos caleg tiga, ini biasa terjadi,” ujar Supriyadi.

Yang paling parah, sudah menerima duit tembakan tetapi nggak nyoblos sama sekali. Hingga hasilnya nol. Ini seperti pepatah “ terima duitnya, nyoblosnya suka-suka,” itu yang kini banyak berkembang.

Hal ini pula yang membuat banyak caleg stres, hingga masuk Rumah Sakit Jiwa karena ditipu oleh publik calon pemilihnya hingga ludes harta bendanya, gara-gara bernafsu menjadi anggota legislatif.

Pos terkait